Analisis Kerentanan Seismik dan Ketebalan Sedimen di Zona Sesar dan Kaldera Bakauheni, Lampung Selatan
Keywords:
HVSR, Sesar aktif, Kaldera purba, Sedimen, BakauheniAbstract
Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda, khususnya Pelabuhan Bakauheni. merupakan Kawasan Strategis sebagai pelabuhan Pulau Jawa-Sumatera yang rentan terhadap aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau (AGK), Sesar Krakatau, Sesar Pantai Timur dan sesar-sesar kecil di Bakauheni, dan keberadaan kaldera- kaldera purba. Kondisi batuan akibat ganguan gempa dan kaldera perlu dikarakterisasi dan dianalisis, terkait kerentanan seismik dan ketebalan sedimen tersebut, jika teraktifasi gempa. Uji kerentanan seismik diukur dan dianalisis dengan metode mikrotremor, yaitu metode HVSR (Horizontal-Vertical-Signal- Ratio). HVSR atau H/V dilakukan dengan cara menghitung rasio antara komponen horisontal (NS dan EW) dengan komponen vertikal dalam domain frekuensi (f). Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk karakterisasi dan korelasi keberadaan sesar, dan kaldera purba Bakauheni, lapisan sedimen, yang dianalisis dengan Frekuensi Alamiah (f0), nilai Vs30, Faktor Amplifikasi (A0), dan Indeks Kerentanan Seismik (Kg). Hasil perhitungan HVSR menghasilkan nilai f0 pada rentang <2,5 Hz (lapisan sangat tebal), 2,5 – 4 Hz (lapisan sedimen permukaan ketebalan 10 – 30 meter) dan 4 – 6,67 Hz (lapisan sedimen permukaan ketebalan 5 – 10 meter). Nilai f0 tersebut menunjukkan adanya sedimen yang relatif tebal di kaldera. Dari hasil inversi PSO HVSR, dapat di ekstraksi kecepatan gelombang geser (Vs) yang menghasilkan klasifikasi tanah sangat lunak (0 – 175 m/s), tanah lunak (175 – 350 m/s), tanah sedang dan batuan lunak (350 – 750 m/s), batuan sedang hingga keras (750 – 1500 m/s) dan batuan sangat keras (>1500 m/s). Nilai amplifikasi yang terbagi atas dua kategori, yakni <3 kali dan 3-6 kali. Indeks kerentanan seismik terbagi atas 3 kategori, yakni nilai Kg sebesar <3 1/cm s2 (rendah), 3 – 6 1/cm s2 (sedang) dan >6 1/cm s2 (tinggi). Hasil HVSR menunjukan bahwa ketebalan sedimen dan kerentatan seismik di Bakauheni tidak terkait langsung dengan sesar, tetapi terkait dengan keberadaan kaldera-kaldera purba. Sangat penting untuk merancang struktur bagunan yang adaptif terhadap aktivitas seismik dan keberadaan lapisan tebal di kaldera-kaldera purba tersebut.