Kohesi Formal-Informal pada Ruang Terbuka Linear Jaringan Irigasi Kota Metro
Keywords:
Citra saujana, Ekologi, Jaringan irigasi, Ruang terbukaAbstract
Perhatian terhadap masalah ekologi dan keberlanjutan suatu kawasan kerap menjadi topik hangat belakangan ini, apalagi jika dikaitkan dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi. Dalam konteks lingkup penanganan dampak, terdapat strategi umum yang sebenarnya sudah lama dilakukan, yaitu dengan melakukan pelestarian terhadap kawasan/bagian kota yang terancam, menurun kondisinya serta memiliki peran signifikan bagi kota baik secara fungsional, visual dan lingkungan. Pelestarian memberikan jalan bagi berbagai pihak untuk introspeksi apa dan bagaimana seharusnya dalam mengelola atau membangun suatu kawasan (kota) yang meminimalisir dampak ekologis. Kejadian bencana seperti banjir yang menerjang kota-kota di Indonesia dapat menjadi titik balik untuk me-reorientasi arah pembangunan kawasan, tidak lagi hanya kepentingan bisnis dan ekonomi saja, akan tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Kota Metro sebagai salah satu kota yang memiliki cerita sejarah yang unik, memiliki potensi saujana kota yang spesifik. Area persawahan dan sistem saluran irigasi ini membentuk ruang-ruang kota yang memiliki karakter saujana unik yang menjadi ciri khas Kota Metro yang perlu dipertahankan. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian tentang eksistensi dan kondisi ruang terbuka kota dalam aspek kesejarahan suatu tempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ruang terbuka linear jalur irigasi di Kota Metro, serta mengidentifikasi elemen-elemen ruang terbuka apa saja yang terkandung didalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian rasionalisme dalam bentuk kualitatif dengan pendekatan tipologi. Metode kualitatif untuk mengidentifikasi tipologi ruang terbuka linear irigasi, urban dan rural. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perencang dan perencana kota dengan terbentuknya arah dan kebijakan penataan ruang yang memperhatikan eksistensi ruang terbuka linear, sebagai jaringan ekologi kota yang mampu menjadi pengendali pertumbuhan dan perluasan kota.